JAKARTA: Produksi logam timah PT Timah (Persero) Tbk per kuartal I/2011 diperkirakan lebih tinggi dari produksi pada kuartal I/2010 yang dipicu oleh tingginya permintaan. Corporate Secretary Timah Abrun Abubakar mengatakan permintaan yang lebih tinggi itu disebabkan pada kuartal I/2010 banyak terjadi hujan yang mengganggu produksi. Awal tahun ini situasinya lebih baik dibanding tahun lalu. Namun sayang Abrun enggan menjelaskan lebih jauh terkait tingginya permintaan tersebut.
"Pada kuartal I/2011 ini permintaan lebih baik karena pada tahun lalu sering hujan. Setelah kuartal I ini, di atas April biasanya kita mulai menggenjot produksi," ujar Abrun ketika dihubungi Bisnis hari ini.
Abrun mengatakan angka final realisasi produksi kuartal I/2011 hingga saat ini masih difinalisasi. Namun Abrun mengindikasikan situasi per kuartal I/2011 lebih baik yang dipicu tingginya harga timah rata-rata sebesar US$30.000 per ton.
"Produksi kelihatannya lebih baik dari kuartal I tahun lalu, angka finalnya masih difinalisasi. Yang jelas harga lebih bagus dari tahun kemarin, karena kuartal I/2011 ini harga rata-rata hampir US$30.000 per ton," ujarnya.
Pada kuartal I/2010, harga rata-rata logam timah di bawah US$20.000 per ton. Tahun ini, Timah memperkirakan konsumsi logam timah dunia akan mengalami kenaikan sekitar 10% dari tingkat konsumsi pada tahun 2010 sebesar 330.000 ton. Hal ini dilihat dari mulai pulihnya daya beli konsumen terutama terhadap produk-produk consumer goods dan elektronik.
Produksi logam timah pada 2011 diprediksi meningkat menjadi 345.000 ton namun masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan jumlah permintaan pada tahun 2011 yaitu sekitar 370.000 ton. Perseroan memperkirakan harga rata-rata logam timah tahun ini yang diterima perseroan diprediksi sekitar US$23.000 /ton.
Produksi logam timah tahun 2010 adalah sebesar 40.413 mton, atau 10% lebih rendah dibandingkan dengan produksi tahun 2009 sebesar 45.086 mton.
Penurunan volume produksi logam di mana sebagian produksi memanfaatkan produk bijih yang dihasilkan dan persediaan bijih yang ada memiliki konsekuensi penurunan volume terak (barang dalam proses) sebesar 25% dari sebelumnya pada tahun 2009 sebesar 8.215 ton menjadi 6.197 ton pada tahun 2010. (ln)
Minggu, 10 April 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
►
2014
(7)
- ► 04/06 - 04/13 (1)
- ► 03/09 - 03/16 (1)
- ► 02/23 - 03/02 (1)
- ► 02/16 - 02/23 (1)
- ► 01/19 - 01/26 (1)
- ► 01/05 - 01/12 (2)
-
►
2013
(18)
- ► 12/29 - 01/05 (1)
- ► 07/07 - 07/14 (1)
- ► 05/19 - 05/26 (1)
- ► 04/14 - 04/21 (1)
- ► 03/17 - 03/24 (1)
- ► 02/17 - 02/24 (3)
- ► 02/10 - 02/17 (6)
- ► 01/27 - 02/03 (3)
- ► 01/06 - 01/13 (1)
-
►
2012
(80)
- ► 12/30 - 01/06 (1)
- ► 12/23 - 12/30 (1)
- ► 12/16 - 12/23 (5)
- ► 12/02 - 12/09 (5)
- ► 11/25 - 12/02 (2)
- ► 11/11 - 11/18 (1)
- ► 11/04 - 11/11 (1)
- ► 10/21 - 10/28 (2)
- ► 10/14 - 10/21 (3)
- ► 10/07 - 10/14 (2)
- ► 09/30 - 10/07 (4)
- ► 09/23 - 09/30 (3)
- ► 09/16 - 09/23 (1)
- ► 09/09 - 09/16 (1)
- ► 09/02 - 09/09 (4)
- ► 08/26 - 09/02 (3)
- ► 08/19 - 08/26 (2)
- ► 08/12 - 08/19 (1)
- ► 08/05 - 08/12 (7)
- ► 07/29 - 08/05 (2)
- ► 07/22 - 07/29 (3)
- ► 07/15 - 07/22 (3)
- ► 07/08 - 07/15 (4)
- ► 07/01 - 07/08 (5)
- ► 06/17 - 06/24 (3)
- ► 06/10 - 06/17 (1)
- ► 06/03 - 06/10 (1)
- ► 05/27 - 06/03 (1)
- ► 05/20 - 05/27 (1)
- ► 04/29 - 05/06 (1)
- ► 04/22 - 04/29 (1)
- ► 04/08 - 04/15 (2)
- ► 04/01 - 04/08 (1)
- ► 03/25 - 04/01 (2)
-
▼
2011
(3338)
- ► 10/02 - 10/09 (2)
- ► 09/18 - 09/25 (20)
- ► 09/11 - 09/18 (76)
- ► 09/04 - 09/11 (37)
- ► 08/21 - 08/28 (60)
- ► 08/14 - 08/21 (76)
- ► 08/07 - 08/14 (99)
- ► 07/31 - 08/07 (114)
- ► 07/24 - 07/31 (99)
- ► 07/17 - 07/24 (55)
- ► 07/10 - 07/17 (59)
- ► 07/03 - 07/10 (51)
- ► 06/26 - 07/03 (56)
- ► 06/19 - 06/26 (64)
- ► 06/12 - 06/19 (83)
- ► 06/05 - 06/12 (73)
- ► 05/29 - 06/05 (75)
- ► 05/22 - 05/29 (52)
- ► 05/15 - 05/22 (69)
- ► 05/08 - 05/15 (67)
- ► 05/01 - 05/08 (133)
- ► 04/24 - 05/01 (167)
- ► 04/17 - 04/24 (55)
-
▼
04/10 - 04/17
(131)
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk After Rights, Tr...
- BBTN:Challenges remain - Mandiri
- Reports gauge damaging La Nina summer rain's cost
- Peringkat Energi Mega diturunkan - Bisnis Indonesia
- Mandiri Sekuritas & DOID rights issue - Mandiri
- INTA Akan Stock Split 1:5 - TokoSaham
- Harga saham MNC diprediksi terus melemah - Bisnis ...
- Garuda Terima Pesawat Baru Airbus 330-200 - Vivanews
- Waduh, Pemerintah Punya Opsi Naikkan Premium ke Rp...
- ANTM:Pirates of Somalia - Mandiri
- APLN: A sales booster - Mandiri
- CMNP:Inorganic growth is the only way - Mandiri
- XL Axiata: Buy; Rp5,600; TP Rp7,200; EXCL IJ Dec...
- Bumi (BUMI IJ) – Balancing Act, by Nick Cashmore -...
- MNC (MNCN IJ) – Channel Dispute, by Dee Senaratne ...
- volatility in the agriculture sector - CLSA
- Astra & Renesas - JP Morgan
- GEM Equity Strategy - Cyclicals: Better value in L...
- Indonesia Cement Sector - Strong March cement sale...
- BUMI, Plantations, Axiata XL - Nomura
- Adaro Energy {Ticker: ADRO.JK, Closing Price: 2,27...
- Adaro Energy - Jump! - (ADRO-BUY-IDR2,250-TP:IDR2,...
- Take Profit Jasa Marga (JSMR), Buy Construction na...
- China Coal-Prices climb, sentiment bullish ahead o...
- Bank Internasional Indonesia: Menjadi lebih - Mandiri
- Asia Equity Strategy - Overvalued cyclicals: Take ...
- South East Asia Coal Sector - Focusing on company ...
- Metals Update - Softer physical demand in play, su...
- Unilever Indonesia P&G presses the go button on In...
- Indonesia Market Strategy - Credit Suisse
- Ciputra Development - Bahana
- For longer term perspective, I will be buyers of d...
- Astra Agro, a potential div yield play - CLSA
- Flavour (Indo): Banks and Holcim Indonesia - CLSA
- ASEAN Banks: Event driven catalysts ahead - DBS Vi...
- Ramayana Lestari Sentosa March same-store sales g...
- EXCL AN EVIDENCE OF FIT BUSINESS STRATEGY - BNI Se...
- Cement Industry (OVERWEIGHT) Strong growth in Java...
- Avoid Coals, Plantation and Hard Metals as Oil Pri...
- Indonesia Nickel Strong prices factored-in - DBS ...
- MNCN/BMTR WEAKER: MIGHT HAVE LOST THE TPI CASE - CLSA
- Buy Ciputra Development (CTRA) - JP Morgan
- PT Telkom upgraded to OW - JP Morgan
- Vallar says no tender offer for Bumi even if it ta...
- PGAS Kaji Bangun Terminal Penerima LNG - TopSaham
- TINS:Cheap metal stock - Mandiri
- BUMI (TP Rp4,750) - Nomura: BUMI, BI maintain rate...
- Indonesia Macro Flash - BI on Hold, but Extends SB...
- Elnusa (HOLD) - Aiming for improvement - Kim Eng
- BUMI: Last hurdle - Investor?s confidence - Mandiri
- ANTM Increased in production - Recapital
- Telkom (TLKM IJ), sideshows dominating - CLSA
- Economy: BI kept rate unchaged at 6.75%, SBI minim...
- Telekomunikasi Indonesia (TLKM IJ, Rp7,100 BUY) In...
- TLKM rencana buyback saham , BUY - Danareksa
- South East Asia Coal Sector - Time for stock picki...
- Asia Palm Oil Sector - Indonesian FFB output is al...
- SGRO FY10 ABOVE OUR ESTIMATE – GROWTH WILL CONTINU...
- South East Asia Coal Sector - Time for stock picki...
- Asia Equity Strategy - Cyclicals outperform defens...
- SMCB Disappointing 2010 result, yet anticipate imp...
- JSMR: More roads - Mandiri
- Most Asian Stocks Rise as Japan’s Carmakers Gain -...
- Vallar Plc officially renamed into Bumi Plc - Insi...
- Vallar PLC Hargai Saham BUMI Rp3.240 /Saham - TopS...
- Indonesia's Bumi says revises up 2011 revenue to a...
- Is Goldman, Wall Street's Biggest Commodities Bull...
- Commodity prices due for correction May to June – ...
- Japan core machinery orders fall 2.3% in February ...
- Indika to obtain US$145 mio dividend - Insider Sto...
- BI Perkirakan Perekonomian Indonesia Terus Membaik...
- META Lirik Pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok - ...
- First Media Private Placement Rp1 Miliar - TopSaham
- XL Axiata rises dividend ratio to 30% - Insider St...
- Important : stop buying a specific oil contract - ...
- CPO sector : 102 days in legislative no man's land...
- Bakrie-Vallar updates - CLSA
- Indonesia Equity Daily, 12 Apr 2011 Coal - Kim Eng
- Company Visit Note - PT Timah Tbk - JP Morgan
- Potpourri this week - UOBKH
- Regional Plantation Faster rise in inventory - DB...
- Economy BI is expected to keep rates unchanged at...
- Bumi-Vallar, Upgrade Telkom, and Stay bullish on p...
- Indonesia Daily Focus: Rate hike or No rate hike? ...
- Indika obtains US$180 million loan - Insider Stories
- Garap Jasa Seismik, ELSA Gandeng CGGVeritas - Inil...
- Indonesia's finmin says Q1 GDP growth seen at 6.5 ...
- Vallar: No cash purchase on Bumi stake - Insider S...
- Berau Energy ratings raised to (BB-) - Insider St...
- Bhakti Capital sets non-preemptive rights - Inside...
- Elnusa, CGGVeritas Set Up Joint Venture for Seismi...
- Antam Starts Contruction of Tayan CGA Plant Today ...
- Recapital to re-float 15% stake in Berau - Insider...
- (BN) Vallar Says Expects to Complete Bumi Stake In...
- Jasa Marga (Persero), Final Results Concern over ...
- Bumi says revises up 2011 revenue to at least $5.3...
- Vallar says Recapital may sell its 15 pct stake in...
- Aset 10 Bank Besar Turun Rp 40 Triliun dalam 2 Bul...
- Pemerintah Beli Saham SingTel di Telkomsel? - Viva...
- Toll Road (NEUTRAL) Accelerating development - Dan...
- ► 04/03 - 04/10 (107)
- ► 03/27 - 04/03 (147)
- ► 03/20 - 03/27 (131)
- ► 03/13 - 03/20 (148)
- ► 03/06 - 03/13 (114)
- ► 02/27 - 03/06 (141)
- ► 02/20 - 02/27 (113)
- ► 02/13 - 02/20 (58)
- ► 02/06 - 02/13 (111)
- ► 01/30 - 02/06 (90)
- ► 01/23 - 01/30 (119)
- ► 01/16 - 01/23 (85)
- ► 01/09 - 01/16 (91)
- ► 01/02 - 01/09 (110)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar